SUARA TANGERANG – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969, terlahir seorang ibu berprofesi sebagai guru besar Universitas Yogyakarta, dan sang Ayah pernah menjadi wakil rektor Universitas Islam Indoenesia.
Anies orang nomor satu di Jakarta membawa atmosfir kepemimpim memberikan inspirasi meneladani kejujuran, mempunyai visi, terukur, terencana dalam mengambil kebijakan, meskipun ada sebagian orang yang merasa kalah dalam Pilgub DKI Jakarta, mungkin masih ada yang belum move on juga, tapi Anies tetap bekerja dan merangkul.
Sesuai janji kampanyenya Anies berpihak pada rakyat, ini dibuktikan dengan menutup penghentian reklamasi, penutupan Alexis, adalah beberapa kebijakan yang tanpa kompromi Anies tetap menutupnya, orang bilang aksi Anies terlalu berisiko, sebab ada sebagian mereka kepentingan bisnisnya terganggu.
Anies lahir dari keluarga terpelajar cucu dari Abdurrahman Baswedan, yang direfleksikan oleh Presiden Jokowi lewat sebuah mandat resmi untuk menjadikan sebagai pahlawan nasional.
Sejarah akan mencatat pemimpin non kompromis akan berulang dan selalu ada setiap jamannya, salah satunya Anies gaya kepemimpinya yang non konpromis jangan heran Anies banyak musuhnya.
Kendati begitu mereka lambat laun memberikan apresiasi yang obyektif terhadap kinerja Anies selama memimpin DKI Jakarta , sebut saja mendagri Tito Karnavian langkah Anies mencegah dan menangani penyebaran Covid-19 sangat cepat dan oyektif.
Hasil survei Median yang dinahkodai Rico Marbun menempatkan urutan teratas sebagai kepala daerah menangani penyebaran covid-19 mulai dari perencanaan, kecepatan dan ketepatan.
Anies meskipun dihina, dicaci maki, didemo, diserbu, dihajar tanpa henti, Anies sabar, merangkul , stabil dalam bekerja karena Anies tahu seorang pemimpin itu bagaikan benteng yang kokoh, umumnya pemimpin itu reaktif jika diserang tapi Anies engga tuh….
Anies tidak akan melaporkan mereka yang mengkritiknya, menghinanya, bahkan memukulnya, Anies tetap santun dan memaafkannya.
Sehingga ada kalimat yang populer yaitu “ Dicaci gak tumbang, dipuji gak terbang” Anies sadar seorang pemimpin rela dan sadar untuk dikritik, dicaci maki, bahkan Nabi yang mulia Rasulullah SAW manusia sempurna saja difitnah, Anies itu siapa sih, ucapnya.
Ditulis Oleh: Dedi Mulyadi, Penulis artikel di media sosial
(Selamat Bekerja Pak Anies tetap kokoh bagaikan batu karang dihantam ombak tetap tegar)