SUARA TANGERANG – Mengapa rakyat biasa pelu mendukung Aniews Baswedan? Pertama, karena Anies itu jujur. Standart jujur itu sederhana yaitu sesuainya perkataan dengan perbuatan. Ketika dia mengatakan membela, melindungi, dan menyejahterkan warga Jakarta agar mereka bahagia, dia berusaha semaksimal dan sejujur-jujurnya mewujudkan perkataan atau janjinya itu ia tunaikan. Hasilnya terlihat dan dirasakan orang di Jakarta dan di luar Jakarta, bahkan hingga ke dunia internasional. Perkara masih ada kelemahan atau belum sempurna, itulah hasil kerja manusia.
Karenanya titik tekannya pada kejujurannya mewujudkan janjinya dan kesungguhannya berikhtiar bukan pada kesempurnaan hasilnya (karena yang sempurna hanya milik Yang Maha Sempurna). Bayangkan jika ada pemimpin yang menjanjikan kepada rakyatnya untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, membangkitkan ekonomi rakyatnya dan dia bersungguh-sungguh untuk mewujudkan itu, apa mungkin tidak didukung? Bukti itu sudah ada di Jakarta. Miniatur Indonesia.
Pemimpin yang berhasil memimpin Jakarta dan menuntaskannya adalah kode kuat bahwa dia juga akan berhasil memimpin Indonesia. Pengakuan itu juga datang dari mantan gubernur DKI Sutiyoso. Pendapat yang muncul dari pelaku langsung yaitu mantan gubernur dua periode itu tentu lebih akurat selagi dia objektif. Ini berbeda dengan pendapat pengamat atau rakyat biasa yang informasinya terbatas.
Mengapa rakyat biasa memerlukan pemimpin yang jujur? Karena Indonesia ini sudah lengkap semua. Tanah airnya kaya di darat, di laut dan di udara (udaranya sangat istimewa). Kekayaan di dalam tanah, tak terbilang, di dalam laut, luar biasa. Lalu mengapa kekayaan itu tidak sampai pada rakyat seperti amanah Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33.
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya”.
Sebabnya adalah ada di antara pemimpin yang tidak jujur. Bagaimana mungkin rakyat kekurangan makanan di atas tanah yang subur. Ini ironis. Ini menjadi pertanyaan besar. Karena itu kehadiran pemimpin yang jujur itu sangat diperlukan. Mengapa rakyat biasa yang paling memerlukan. Karena jika ada pemimpin yang tidak jujur atau tidak menepati janjinya dengan sungguh-sungguh dan cerdas, maka pihak yang paling menderita adalah rakyat biasa. Adapun mereka yang sering tampil di layar televisi sesungguhnya sudah mapan atau selesai dengan dirinya sendiri.
Perdebatan yang terjadi di antara mereka ada yang hanya sebagai sandiwara. Berbicara tentang kemiskinan dan penderitaan rakyat, tapi dia mengenakan pakaian yang mahal-mahal dan hidup dalam kemewahan. Berapi-api tentang penegakan hukum yang seadil-adilnya, tetapi ingin diistimewakan. Berbicara tentang peniadaan politik identitas, tapi dia sendiri mewakili identitasnya. Sebab itu, jangan cepat tergoda dan mudah percaya. Rasakah gelombang hati nuranimu dengan yang berbicara itu.
Meski pendidikan mereka lebih tinggi dan duitnya lebih banyak, tetapi urusan kekuatan suara seperti sistem yang ada sekarang ini tetapi sama. Suaranya dihitung satu, meski ia professor, suaranya dihitung satu meski pakaiannya selalu kotor berlumpur. Itu artinya punya kekuatan dan peluang yang sama menentukan pemimpin.
Kedua, cerdas. Cerdas itu mudah saja mengetahuinya. Dia bisa komunikasi dengan berbagai pihak dan mengerti tentang apa yang dibicarakan. Bahasa awamnya, nyambung. Jawaban-jawaban, saya tidak mengerti, saya tidak tahu, itu bukan urusan saya adalah contoh-contoh yang tidak nyambung, atau bisa juga tidak peduli. Pak Anies selalu berikhtiar memahami persoalan dengan sebaik-baiknya. Karena itu dia punya gagasan tentang berbagai hal dalam volume yang diyakini dapat menyelesaikan masalah itu.
Pembagian hasil bumi seperti bahan-bahan tambang dan juga hasil-hasil pertanian di mana rakyat biasa nyaris tidak mendapatkan manfaatnya pada konteks Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat adalah contoh kurangnya kecerdasan dan ketidakjujuran pemimpin.
Bagaimana mungkin tanah Papua yang berlimpah kekayaan alam dan juga tambang emas yang sangat besar, tidak merasakan manfaatnya di tingkat rakyat kebanyakan. Begitu juga dengan kekayaan yang berlimpah di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Hal yang sama terjadi di pulau Sumatera dan wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Sangat disayangkan dan telah terjadi puluhan tahun.
Maka harapan itu ada pada pak Anies. Secara akademis beliau menekuni bidang ekonomi. Bahkan hingga ke luar negeri. Itu artinya, beliau punya modal ilmu memperbaiki ekonomi bangsa dan negara ini. Bukankah persoalan kita yang paling pokok salah satunya adalah ekonomi. Diharapkan jika pak Anies memimpin negeri ini, pendapatan rakyat meningkat, tentu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan juga akan membaik. Harga gabah petani baik, harga karet, kelapa sawit, kopra dan hasil-hasil lain. Begitu juga dengan para nelayan dan buruh. Beliau diharapkan membuat ekonomi rakyat tumbuh dan kuat, bukan menjadi semacam pengemis yang terus berharap-harap cemas sambil menurunkan harga dirinya di depan khalayak setiap periode tertentu.
Modal pak Anies Baswedan untuk poin ini cukup jelas dilihat dari jejak akademisnya yang sangat baik. Selain pernah menjadi salah satu rektor termuda pada sebuah perguruan tinggi yang besar,beliau juga memiliki jejak mencerdaskan bangsa dengan cara kolaborasi melalui Indonesia mengajar.
Pada skala internasional beliau juga sudah menunjukkan kapasitasnya. Mampu berkomunikasi dan meyakinkan para pemimpin dunia dengan gagasan-gagasannya. Ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan Indonesia, karena negeri ini menjadi bagian dari bangsa-bangsa di dunia. Kemampuan berkomunikasi itu pernah dengan baik diperankan Soekarno pada masanya. Pak Anies memiliki kapasitas itu dan telah terbukti.
Ketiga, amanah. Bisa dipercaya, tidak dikhawatirkan berkhianat di tengah jalan. Mengapa amanah ini menjadi penting karena jika sifat itu tidak ada, dia bisa membuat kebijakan yang merugikan rakyat banyak, tapi bisa menguntungkan segelintir orang atau kelompok. Dari perilaku ini muncul kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Korupsi seperti penyakit menular dan pasti yang paling rugi dengan kebijakan itu adalah rakyat jelata.
Kebijakan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI telah memperlihatkan sifat amanah itu secara substansi. Tentu saja ada Pernik-pernik yang menyimpang, apalagi diubek-ubek. Keberpihakannya kepada kepentingan rakyat banyak secara proporsional memperlihatkan sisi nyata dari sifat amanah itu. Tentang gaji buruh, tentang pajak, tentang perumahan, tentang tata kelola permukiman tanpa penggusuran.
Keempat, memberi harapan. Manusia akan mati perlahan jika tanpa harapan. Manusia akan malas bekerja tanpa harapan. Semua menjadi kondisi yang tidak bersemangat jika harapan sudah tiada. Pada akhirnya semua potensi dan kekayaan akan sia-sia belaka. Inilah nasib “manusia mati di atas lumbung padi”.
Mengapa harapan itu bisa muncul. Karena ada kepercayaan berdasarkan contoh-contoh yang ada sebelumnya. Karena ada gagasan baru dan ide-ide kreatif. Karena ada keyakinan bahwa gagasan-gagasan itu akan diwujudkan, bukan dibualkan. Demikian juga halnya dalam penegakan hukum dan keadilan. Jika hukum ditegakkan maka harapan segera muncul dan keadilan segera hadir.
Lalu pada titik mana kita memercayai Anies Baswedan bisa dijadikan harapan? Karena dirinya sendiri layak untuk diharapkan. Dia percaya kepada dirinya, melalui kapasitasnya, maka kita layak memercayainya. Buktinya banyak orang mendukungnya tanpa transaksi, tanpa dibayar. Itu tidak lain, pasti karena orang menaruh harapan kepadanya. Terhadap semua itu terlihat, dia sangat menghargainya. Itu sikap yang santun. Bahwa tidak semua penghargaan itu sesuai dengan harapan, pasti. Selalu ada celah untuk kecewa.
Harapan itu juga bisa melewati janji. Sebab, jika asas-asas keadilan sudah dipatrikan di dalam kalbu, maka dia akan tumbuh berkembang dan karena itu bisa melampaui ekseptasi. Di sinilah letaknya impian. Sesuatu yang sangat penting dimiliki pemimpin dan dia bisa menularkan itu kepada orang yang dipimpinnya. Rakyat harus berani bermimpi. Lagi-lagi Soekarno pernah membangun suasana itu. Menjadi bangsa Indonesia terasa sebagai bangsa yang besar dan dihormati di kancah Internasional. Warganya dihormati, bukan dihinakan.
Jika harapan hanya diletakkan pada lembaran uang karena transaksi suara, maka harapan itu langsung hancur ketika lembaran itu baru saja diterima. Sebab sudah pasti harga sebuah mimpi sudah dikerucutkan pada jumlah yang sangat terbatas.
Para petani kehilangan harapan tentang harga pupuk dan pendukung pertanian yang terjangkau. Kehilangan harapan tentang harga hasil-hasilnya yang menguntungkan. Para nelayan juga kehilangan harapan kecuali sekadar melaut dan membayar hutang kepada tengkulak. Para anak muda berprestasi kehilangan harapan tentang wadah aktualisasi diri yang pantas. Para buruh kehilangan harapan tentang kesejahteraan yang patut baginya.
Nah gaya kepimpimpinan Anies dan juga gagasan-gagasannya yang baik memberi harapan baru bagi rakyat jelata. Rakyat jelata. Rakyat jelata. Jika setuju dengan harapan itu maka jadilah pendukungnya yang solid, setia, dan militan. Seakan-akan pengurus partai. Selain itu, lakukan apa saja yang mungkin dilakukan.
Namun semua ini adalah pendapat tentang harapan kepada calon pemimpin ANIES BASWEDAN. Harapan itu juga tumbuh di mana-mana.
Medan, 26 September 2022
Ahmad Dayan Lubis
Penulis, tinggal di Medan dan pernah menjadi warga DKI selama 8 tahun.