Jakarta, SUARA TANGERANG – Sejumlah negara diprediksi mampu bertahan terhadap guncangan resesi ekonomi dunia salah satu di antaranya adalah Indonesia. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Kepala Ekonom Pusat Belajar Rakyat (PBR), Awalil Rizky di Jakarta.
Ia merincikan ada 4 negara dianggapnya jauh dari ancaman resesi dunia antara lain negara Indonesia, Hindia, Brazil dan Meksiko. Menurutnya, Bank Indonesia (BI) mengatakan pada tahun 2022 dan kini tinggal satu semester lagi mengumumkan ekonomi tumbuh positif.
Kemudian, tahun 2023 mendatang versi BI, kata Awalil Rizky, Indonesia mengalami hal sama mengenai pertumbuhan ekonomi. Tumbuh positif diartikan oleh Ekonom PBR ini, Indonesia tetap mengalami pertumbuhan ekonomi. Namun, resesi diartikan tumbuhnya negatif diperkirakan dalam batas waktu selama 2 triwulan atau satu semester.
” Berarti kan tahun 2023 versinya Bank Indonesia tidak akan resesi, Indonesia dijamin tahan banting nggak kena resesi itu yang mengatakan adalah salah satu Direktur Bank Mandiri,” tegas Kepala Ekonom Pusat Belajar Rakyat, Awalil Rizky, Rabu (26/10/2022).
Sedangkan, seperti yang telah disampaikan Ekonom Senior Faisal Basri bahwa Indonesia akan selamat dari resesi global, bukan karena hebat. Tetapi itu terjadi karena Indonesia kurang terhubung atau less connected dengan dunia.
Menurut Awalil, BI serta pemerintah terkesan mengklaim tahan terhadap ancaman resesi. Padahal daya tahan tersebut karena otoritas dan kebijakan yang diambil.
“Bang Faisal menekankan itu tidak, tahan karena kata bang Faisal kurang lebih ekonomi Indonesia itu terhubung dengan internasional belum terlalu erat,” ungkapnya.
Peran internasional terkait dengan resesi dunia tidak memiliki dampak besar bagi Indonesia. Awalil mengatakan berbeda dengan negara Singapura bahwa kontribusi ekonomi terbesarnya diperoleh melalui transaksi internasional. Selain itu, ekonomi Indonesia juga dipengaruhi ekspor dan impor.
Bahkan, Indonesia serta Vietnam dan Thailand diungkapkannya terhubung dengan transaksi internasional. Adapun, Indonesia bakal mengalami dampak buruk terhadap resesi dunia dan kemungkinan terjadi pada tahun 2023.
Perkiraan dampak resesi ini diperoleh Awalil setelah mengamati organisasi perdagangan dunia dibawah PBB. Awalil merincikan bahwa negara-negara besar seperti Cina, Amerika, serta Jepang dan Eropa lainnya akan terancam resesi.
” Karena struktur perdagangan internasional kita itu terkait kalau dilihat komoditasnya negara tujuannya, itu terkait dengan resesi,” kata Awalil disela-sela diskusi dengan Barisan Nusantara (BN) dan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI).
Lanjutnya, dari dampak resesi ini sinyal mata uang rupiah kini melemah. Di sisi lain, Awalil menyebutkan bahwa Bank Indonesia telah mengumumkan cadangan devisa. Bila kondisi tersebut terus berlangsung maka pada 2023 mendatang Indonesia akan mengalami masalah.
“Kalau ditimbang-timbang, kemungkinan resesi ataupun tidaknya, dan kalau tidak resesi. Maka, apakah ekonomi 2023 itu akan lebih baik atau lebih buruk dari yang kita alami di 2022 ini,” tandas Kepala Ekonom Pusat Belajar Rakyat. (1st/Dw)