SUARA TANGERANG – Saya ingin menceritakan bagaimana Prof Azyumardi Azra (selanjutnya saya tulis Pak Azra saja) bukan hanya menjadi intelektual yang mempercayai prinsip-prinsip demokrasi tetapi juga merupakan pribadi yang teguh mempraktikkan prinsip itu. Paling tidak dalam lingkup mikro, pada sebuah kampus. Waktu itu nama beliau demikian mencorong namun kurang mendapatkan posisi dalam struktural kampus. Cerita dimulai ketika kami setelah menghadiri sebuah seminar yang salah satu pematerinya itu adalah pejabat dari Kementerian Agama: Profesor Husni Rahim. Terus saya dan dua orang teman yang sama-sama dari Majalah Mahasiswa INSTITUT, mendekati beliau. Setelah kita sedikit bicara banyak hal, kemudian kami membicarakan kemungkinan memberi ...
Read More »